PENGEMBANGAN FORMULA
3.1
CONTOH
SEDIAAN YANG BEREDAR DI PASARAN (BILA ADA)
No.
|
Nama
Produk
|
Produsen
|
Dosis
|
1.
|
Seledri Madu
Antihipertansi
|
Ghaza Herbal -
Surabaya
|
3-4 sdm / hari
|
2.
|
Kapsul Seledri
|
UD RACHMA SARI -
Sukoharjo
|
3-2 kapsul/ hari
|
3.2
PRA
FORMULASI (analisis pemilihan zat aktif dan eksepient)
Definisi
tablet :
Tablet adalah sediaan padat mengandung
bahan obat dengan atau tanpa pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat
digolongkansebagai tablet cetak dan tablet kempa (FI IV, hal 4, 1995)
Tablet adalah sediaan obat tradisional
padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih, silindris
atau bentuk lain, kedua permukaannya rata atau cembung, terbuat dari sediaan
galenik dengan atau bahan tambahan (Kepmenkes
No,661, 1994)
Analisis
pemilihan zat aktif :
Berdasarkan penelitianx Akar Seledry
(Apium Graveolens L) memiliki aktifitas antihypertensi yang sebanding dengan
Kaptopril 2,5 mg/kgBB pada ekstrak etil asetat dengan dosis 20 mg/kgBB pada
percobaan menggunakan tikus (Siska, 2008),
sehingga dosis yang dapat digunakan pada manusia adalah sebesar :
= 20 mg x 70 kg*(BB Rata-rata manusia)
= 1400 mg/70kgBB manusia
= 1,4 gram/70kgBB manusia
dikerenakan konsentrasi ekstrak 1.400 mg
maka dosis yang akan dibuat sampai dengan 1800 mg per tablet. Dosis tersebut
terlalu besar sehingga dosis tersebut dibagi menjadi menjadi 3 tablet dengan
bobot tablet 600 mg dengan konsentrasi ekstrak masing-masing 466 mg. Sehingga dalam satu kali minum, dibutuhkan 3
tablet.
Analisis
pemilihan eksipien :
Dalam khasiatnya sebagai antihipertensi,
diketahui bahwa senyawa aktif yang bekerja sebagai antihipertensi adalah
senyawa apiginen yang berasal dari golongan Flavanoid sehingga senyawa ini
diperkirakan tidak stabil dan tidak tahan terhadap pemanasan.
Metode yang sesuai dengan sifat senyawa
aktif ini adalah granulasi kering dikarenakan alasan diatas dan juga karena
dosis yang digunakan dalam dosisi besar.
Berbagaimacam eksipien yang digunakan
dalam metode granulasi kering adalah sebagai berikut
R/ Zat aktif
Penghancur
Pengisi
Lubrikan
Bahan tambahan lain
(jika perlu)
dan eksipinet itu antara lain :
1.
Amilum
a.
Merupakan eksipien dengan fungsi
sebagai penghacur yang paling umum digunakan selain fungsinya sebagai pengisi
dan pengikat.
b.
Konsentrasi yang umum digunakan
adalah 3-20%.
c.
Pada formulasi
tablet, starch yang telah diolah digunakan pada konsentrasi 3-20% w/w (biasanya
5-10% tergantung pada tipe starch-nya) sebagai pengikat untuk granulasi basah.
d.
Amilum yang tidak
dimodifikasi tidak mempunyai sifat kompresibilitas yang baik dan mempunyai
friabilitas yang besar, dan akan terjadinya capping pada tablet jika digunakan
dalam jumlah besar
e.
Starch kering
stabil jika terlindung dari kelembaban yang ringgi. Inert pada penyimpanan
normal secara kimia dan mikrobiologi.
f.
Inkompatibilitas:
Inkompatibel dengan vahan pengoksidasi kuat.
(HOPE ed.6 685-689)
2.
PVP
a.
Merupakan eksipien
dengan fungsi sebagai pengikat
b.
Konsentrasi 5% PVP
dalam etanol hidrat menghasilkan
kompresibilitas yang baik dari serbuk Natrium bikarbonat dan asam sitrat
sehingga tablet bereaksi cepat dan disolusi cepat.
c.
dengan alasan diatas,
maka dengan penambahan PVP akan memperbaiki kompresibilitas namun akan tetap
cepat terdisolusi
(Lachman Tablet, 164-65)
3.
Avicel
a.
Bertindak sebagai
pengisi dan pengikat (untuk granulasi basah dan kempa langsung)
b.
Fungsi lain:
disintegran 5-15%, lubrikan
c.
Berfungsi sebagai
self lubrikan sehingga lubrikan yang diperlukan lebih sedikit.
d.
Untuk obat dengan
dosis kecil, Avicel digunakan sebagai pengisi dan pengikat tambahan.
e.
Penggunaannya
membutuhkan lubrikan; penggunaannya dapat dikombinasi dengan laktosa, manitol,
starch, kalsium sulfat.
f.
Membantu mengatasi
zat-zat yang jika overwetting (terlalu basah) menjadi seperti “clay”
yang sukar digranulasi dan ketika kering granulnya menjadi keras dan resisten
terhadap disintegrasi. Contoh: kaolin, kalsium karbonat
g.
Stabilitas: stabil
walaupun merupakan bahan higroskopis.
h.
Inkompatibilitas: inkompatibel dengan bahan pengoksidasi kuat
(HOPE ed.3, 103)
4.
Mg- Stearat
berfungsi sebagai lubricant pada konsetrasi ¼ -2%
5.
Talk
berfungsi sebagai lubricant pada konsentasi 1-5%
3.3
FORMULASI,
METODE DAN PEMBUATAN SEDIAAN
a.
Master Formula
R/
Apium Graveolus (Root)
Amilum
Avicel
PVP
Mg-stearat
Talk
b.
Perhitungan dan Penimbangan
Pembuatan tablet
direncanakan sebanyak 1 batch atau 10.000 tablet
direncanakan bobot
tablet 600 mg dengan kandungan zat aktif pertablet adalah 466mg
Perhitungan Formula :
Fase dalam (92%*600mg = 552mg)
Ekstrak etil asetat Apium Graveolens L = 466 mg
PVP 5% * bobot tablet = 30 mg
Amilum 5% * bobot tablet =
30 mg
Avicel 552 - (466+30+30) = 26
mg
Total fasa dalam 92%
x 600 mg = 552 mg
Fase Luar (8%*600mg
= 48 mg)
Mg stearat 1% *fase luar = 0.48 mg
Talk 2% *fase luar = 0.96 mg
Amilum kering 5% *fase luar = 2.4 mg
Slug (93,5%) à fase dalam + ½ (Mg stearat dan talk)
Ekstrak etil asetat Apium Graveolens L = 466 mg
PVP = 30 mg
Amilum = 30 mg
Avicel = 26 mg
Mg stearat = 0.48 mg
Talk = 0.96 mg
__+
=
553.44 mg
Misalnya:
Slug yang
diperoleh = 553.44 mg,
Jumlah tablet yang diperoleh = 552/553.44 x 10000 tablet = 9973 tablet
Maka sisa FL yang ditambahkan:
-
Mg stearat = 0,5/93,5 x 552 mg = 2.95 mg
-
Talk = 1/93,5 x 552 mg = 5.9 mg
-
Amilum kering = 5/93,5 x 552 mg =
29,51 mg
Bobot
tablet yang diperoleh = 591.35
mg
Penimbangan
Zat Aktif dan tambahan
|
Berat per tablet (mg)
|
Berat per 10000 tablet (kg)
|
Apium Graveolens L
|
466
|
46.6*
|
Amilum
|
30
|
3.0
|
Avicel
|
30
|
2.0
|
PVP
|
30
|
3.0
|
Mg-stearat
|
3.43
|
0.34
|
Talk
|
6.86
|
0.68
|
Amilum kering
|
31.91
|
3.191
|
*diketahui
%rendemen etil asetat serbuk akar seledri adalah sebesar 1.67% sehingga bobot
simplisia yang diperlukan jika bobot ekstrak yang digunakan adalah 46.6 kg :
%rendemen = x 100%
1.67% = x 100%
berat simplisia = 2790.41
kg simplisia
c.
Metode
Pembuatan Sediaan
1) Pembuatan
Ekstrak
a) Daun
Apium Graveolens Ldikumpulkan dan
dikeringanginkan (hindari pemanasan untuk menghindari rusaknya senyawa aktif
akibat sinar UV pada matahari langsung) sehingga diperoleh simplisia.
b) simplisia
sebanyak 1157.0428 dihaluskan lalu diekstraksi menggunakan etil asetat dengan
metode maserasi selama 1x24 jam (untuk
menghindari rusaknya senyawa aktif akibat pemanasan)
c) hasil
ekstraksi kemudian dijadikan serbuk dengan mengguanakan mesin freeze dry
sehingga diperoleh serbuk ekstrak Apium
Graveolens LJ
2) Pembuatan
Tablet Granulasi Kering
a) talk
dikeringkan terlebih dahulu dengan oven untuk mengurangi kadar air yang mungkin
masih terkandung
b) dilakukan
persiapan seluruh bahan dan penimbangan
c)
dilakukan Pencampuran bahan-bahan untuk
pembuatan slug
d)
dilakukan IPC berupa
uji homogenitas
e)
dilakukan proses Slugging (dg Chilsonator)
f)
dilakukan Pengayakan Slug
g)
dilakukan proses IPC
berupa Kecepatan aliran, BJ nyata, BJ mampat dan % kompresibilitas, Distribusi ukuran granul, Kadar zat aktif dalam granul
h)
tambahan lubrikan & disintegran
i)
dilakukan proses
kompresi sediaan
j)
dikemas
k) laukan
proses evaluasi
3.4
IPC
DAN PENGAWASAN MUTU
Granulasi kering:
Penimbangan
ò
Pencampuran
ò
IPC:
uji homogenitas
ò
Slugging
ò
Pengayakan
ò
IPC:
o Kecepatan aliran
o
BJ nyata, BJ mampat dan % kompresibilitas
o Distribusi ukuran
granul
o
Kadar zat aktif dalam granul
ò
Lubrikasi
ò
Pencetakan
ò
Pengemasan
ò
Evaluasi
Evaluasi
:
1. Uji
Homogenitas campuran :
Tujuan : Memastikan
bahwa zat aktif terdistribusi merata di dalam campuran
a)
Visual, jika serbuk berwarna
Campuran dinyatakan homogen jika warna terdistribusi merata dalam campuran
b)
Menetapkan
kadar zat aktif dengan cara sampling pada beberapa titik (atas, tengah, bawah)
wadah pencampur
Campuran dinyatakan homogen
jika kadar zat aktif pada beberapa titik sama
2.
Bobot
Jenis
Kerapatan granul dapat mempengaruhi kompresibilitas,
porositas tablet, kelarutan, dan sifat-sifat lainnya.
a. BJ
Sejati (Sumber : Terj. Lachmann
Industri ed.2 hal. 682)
Ada 2 metode untuk menentukan kerapatan granul,
keduanya menggunakan piknometer. Yang pertama menggunakan air raksa sebagai
cairan pengisi sela. Yang kedua memakai pelarut yang bertekanan permukaan
rendah (misalnya benzen) dan tidak melarutkan granul. Ketepatan metode ini
tergantung pada kemampuan cairan pengisi sela memasuki pori-pori granul.
Kerapatan diukur dari volume cairan pengisi sela yang dipindahkan oleh sejumlah
tertentu granul dalam piknometer.
D = M / (Vp-Vi)
Ket
: D =
bobot jenis
Vp
= volume cairan pengisi sela yang
mengandung granul dalam jumlah tertentu (M), yang diperlukan untuk mengisi
piknometer
b.
BJ
ruahan granul (BJ nyata)
Prosedur :
-
Timbang
100 gram serbuk/granul
-
Masukkan
ke dalam gelas ukur
-
Amati
volume
-
Hitung BJ ruahan:
BJ = bobot/volume
Tujuan penetapan BJ ruahan
-
Kecepatan
aliran
-
Kesesuaian
ukuran tablet (diameter/ketebalan)
c. BJ nyata
setelah pemampatan
-
Perbandingan bobot dengan volume setelah proses
pemampatan (ketukan sebanyak 500 x)
-
Ke dalam gelas takar masukkan 100 g granul. Mampatlkan
500 x dengan alat volumeter.
-
Lihat volume setelah pemampatan.
BJ nyata setelah pemampatan =
bobot/volume setelah pemampatan
d. Bilangan
Hausner
Perbandingan antara BJ mampat dengan
BJ nyata
Makin meningkat kemampuan untuk
dikempa (BJ rendah), makin kurang daya mengalirnya . Makin berkurang kemampuan untuk dikempa (BJ tinggi),
makin besar daya mengalirnya (Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2
hal. 683)
3.
Kadar Pemampatan
%T = (Vo – V500)/Vo x 100%
%T = Kadar pemampatan
Vo = Volume sebelum pemampatan
V500 =
Volume setelah pemampatan 500 x
%T < 20 atau V< 20 ml à granul memiliki aliran
yang baik
Kadar pemampatan dan berat jenis dapat untuk menilai
aliran.
4.
Kompresibilitas
% K = (BJ mampat – BJ nyata)/BJ mampat x 100%
Jika
% K : 5 – 10 % -------- aliran sangat baik
11
– 20 % ------- aliran cukup baik
21
- 25 % -------- aliran cukup
>26 % ----------- aliran buruk
5.
Aliran
Prinsip : Menetapkan jumlah granul yang mengalir melalui alat
selama waktu tertentu
Ada beberapa uji yang dapat
digunakan sebagai pengukur aliran. Dua metode yang paling umum dipakai yaitu:
a. Metode sudut baring/sudut
istirahat (Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal.
684-685)
tan α
= H/R atau α = arc tan H/R
≤
30° à bebas mengalir
≥
40° à aliran kurang baik
b. Metode kecepatan aliran Hopper
Kecepatan aliran dipakai
sebagai metode untuk menetapkan kemampuan mengalir. (Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 684-685)
Dihitung
jumlah granul yang mengalir dalam suatu waktu (gram/detik).
-
Timbang
beker glass kosong (Wo)
-
Set skala ke nol
-
Masukkan serbuk/granul
ke corong
-
Hidupkan
alat dan amati serbuk/granul
-
Catat waktu aliran (T)
-
Timbang beker glass
berisi serbuk/granul (Wt)
-
Hitung aliran
serbuk/granul
Aliran = (Wt-Wo)/T
Tujuan penetapan:
Menjamin keseragaman pengisian ke dalam cetakan (bobot/tablet)
kriteria
penerimaan : > 4g/detik à
memiliki aliran yang bagus
Persyaratan dari industri
1. Organoleptik (Teori dan Praktek Farmasi Industri hal. 650)
Tujuan : Penerimaan oleh konsumen
Pemeriksaan
organoleptik meliputi warna, bau dan rasa
Penafsiran hasil : Warna homogen,
tidak ada binitk-bintik atau noda, bau sesuai spesifikasi (bau khas bahan, tidak ada
bau yang tidak sesuai), rasa sesuai spesifikasi
2.
Bentuk
dan ukuran (FI III)
Tujuan : Menjamin
penampilan tablet yang baik
-
Ketebalan
adalah satu-satunya variabel berkaitan dengan proses pencetakan
-
Ketebalan
dipengaruhi oleh: BJ ruah, BJ mampat dan sifat aliran massa cetak
Alat : jangka sorong
Diameter tablet
tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1⅓ kali tebal tablet.
3.
Kekerasan
tablet
Tujuan: menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik
pada proses: pengemasan, penghantaran (shipping).
Prosedur:
-
20 tablet diambil
secara acak
-
Ukur kekerasan
masing-masing tablet
-
Catat skala yang
terukur
-
Kekerasan
tablet adalah harga rata2 ke-20 tablet
-
Variasi
kekerasan dilihat dari harga SD
Nilai kekerasan tablet bergantung pada bobot tablet.
Makin besar tablet, kekerasan yang diperlukan juga semakin besar.
-
Bobot
tablet sampai 300 mg, 4 – 7 kg/cm2.
-
Bobot tablet 400 – 700
mg: 7 – 12 kg/cm2
4.
Friabilitas
→ ada prosedur lain yang menggunakan tablet sejumlah 6,5 g untuk uji ini
(catatan dari pa saleh) →liat kembali USP !!
Adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet bila
dijatuhkan pada suatu ketinggian tertentu
Tujuan penetapan = untuk mengukur ketahanan
permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan
pengiriman tujuan
Prosedur:
-
20 tablet diambil
secara acak
-
Tablet dibersihkan dari
debu kemudian ditimbang (Wo)
-
Masukkan & uji (100
x) putaran
-
Bersihkan tablet dan
timbang (Wt)
-
Hitung % friabilitas
tablet
% F = (Wo – Wt)/Wo x
100%
Pada umumnya persen friabilitas yang dapat diterima
adalah < 1%
Pada proses pengukuran friabilitas, alat diputar
dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang digunakan adalah 4 menit.
Jadi ada 100 putaran.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian
friabilitas adalah jika dalam proses pengukuran friabilitas ada tablet yang
pecah atau terbelah, maka tablet tersebut tidak diikutsertakan dalam
perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar),
maka pengujian harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai
rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan. (USP & NF 1994)
5.
Friksibilitas
→ mengikuti prosedur uji friabilitas
Adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet jika
tablet mengalami gesekan antar sesama tablet.
Tujuan penetapan = untuk mengukur ketahanan
permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan
pengiriman tujuan
Prosedur:
-
20 tablet diambil
secara acak
-
Tablet dibersihkan dari
debu kemudian ditimbang (Wo)
-
Masukkan uji (100 x)
putaran
-
Bersihkan tablet dan
timbang (Wt)
-
Hitung % friksibilitas tablet
% F = (Wo – Wt)/Wo x 100%
Pada umumnya persen friksibilitas yang dapat
diterima adalah < 1%
Persyaratan resmi sediaan tablet
1.
Uji
keseragaman sediaan (Suplemen
I FI IV, hal 1543-1548)
[Catatan: satuan dan satuan sediaan adalah sinonim]
Meliputi keseragaman kandungan dan keragaman bobot.
Uji keseragaman kandungan berdasarkan pada penetapan
kadar dari kandungan zat aktif dalam satuan sediaan untuk menentukan kandungan
individu dalam batasan yang ditentukan.
Persyaratan uji keseragaman kandungan diperlukan pada
tablet salut, selain tablet salut selaput, yang mengandung zat aktif 25 mg atau
lebih yang merupakan 25% atau lebih dari bobot satu tablet.
Persyaratan uji keragaman bobot diterapkan untuk tablet
tidak bersalut atau tablet salut selaput yang mengandung zat aktif 25 mg atau
lebih, yang merupakan 25% atau lebih dari bobot satu tablet.
Prosedur uji
keseragaman kandungan untuk tablet tidak bersalut, bersalut, atau kempa:
-
Pilih tidak kurang dari
30 tablet.
-
Dari 30 tablet
tersebut, tetapkan kadar 10 tablet satu per satu sesuai dengan cara yang
tertera pada penetapan kadar dalam monografi, kecuali dinyatakan lain.
-
Hitung nilai
penerimaan.
Prosedur uji
keragaman bobot untuk tablet tidak bersalut atau salut selaput:
-
Pilih tidak kurang dari
30 tablet
-
Dari 30 tablet
tersebut, timbang 10 tablet satu per satu.
-
Hitung kadar zat aktif
dalam tiap tablet yang dinyatakan dalam persen dari yang tertera pada etiket,
pada tiap tablet dari bobot masing-masing tablet dan hasil dari penetapan
kadar.
-
Hitung nilai penerimaan.
Kriteria:
-
Keseragaman sediaan
dipenuhi jika nilai penerimaan dari 10 unit pertama dosis tunggal lebih kecil
atau sama dengan L 1%.
-
Jika nilai penerimaan
lebih besar dari L 1%, lakukan pengujian 20 satuan berikutnya dan hitung nilai penerimaan.
Persyaratan dipenuhi jika nilai penerimaan akhir dari 30 satuan:
-
lebih
kecil atau sama dengan L 1% dan tidak satupun lebih kecil dari [1-L2*0,01]M
atau,
-
tidak
lebih dari [1+L2*0,01]M seperti yang dinyatakan dalam perhitungan nilai
masing-masing pada keseragaman kandungan atau pada keragaman bobot
Kecuali dinyatakan lain
pada monografi, L1 sama dengan 15,0 dan L2 sama dengan 25,0.
Nilai penerimaan.
│M – Xbar │+ ks
Keterangan :
Xbar
= rata-rata kandungan masing-masing yang dinyatakan dalam persentase dari yang
tertera pada etiket
k = konstanta
penerimaan
Jika n = 10, k =
2,4; n =30, k = 2,0
s = simpangan
baku contoh
Tabel
2
Variabel
|
Definisi
|
Kondisi
|
Nilai
|
Nilai
penerimaan (AV)
|
|
|
Rumus umum:
│M – Xbar │+ ks
|
L1
|
Nilai penerimaan
maksimum yang diperbolehkan
|
|
L1
= 15,0 kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi
|
L2
|
Rentang deviasi
maksimum dari tiap satuan sediaan yang diuji dari perhitungan nilai M
|
Pada
keadaan yang rendah, tidak ada satupun hasil satuan sediaan yang boleh kurang
dari [1-L2*0,01]M.
Dalam keadaan yang lebih tinggi tidak ada satupun hasil sediaan yang boleh
lebih besar dari [1+L2*0,01]M (berdasarkan pada nilai L2 = 25,0)
|
L2
= 25,0 kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi
|
T
|
Nilai
kandungan tiap satuan sediaan pada saat diproduksi, dinyatakan sebagai
persentase dari yang tertera pada etiket. Untuk penggunaan pada farmakope
ini, kecuali dinyatakan lain dalam monografi, T adalah 100% dan untuk
keperluan produsen, T adalah nilai hasil uji yang ditargetkan produsen pada
waktu pembuatan.
|
|
|
Catatan: Untuk hasil di
luar hasil yang tertera pada tabel, keterangan lebih lanjut bisa dilihat di
Suplemen I FI IV hal 1548.
2.
Uji
waktu hancur (FI IV,
halaman 1086-1087)
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas
waktu hancur yang tertera dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket
dinyatakan bahwa tablet atau kapsul digunakan sebagai tablet isap atau dikunyah
atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam jangka
waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua periode berbeda atau lebih dengan
jarak waktu yang jelas di antara periode pelepasan tersebut. Tetapkan jenis
sediaan yang akan diuji dari etiket serta dari pengamatan dan gunakan prosedur
yang tepat untuk 6 unit sediaan atau lebih.
Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau
bahan aktifnya terlarut sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisa
sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan masa lunak yang tidak
mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari penyalut atau cangkang kapsul
yang tidak larut.
Alat
Alat
terdiri atas suatu rangkaian keranjang, gelas piala berukuran 1000 ml,
termostat untuk memanaskan cairan media antara 35º hingga 39º
dan alat untuk menaikturunkan keranjang dalam cairan media pada frekuensi yang
tetap antara 29 kali hingga 32 kali per menit melalui jarak tidak kurang dari
5,3 cm dan tidak lebih dari 5,7 cm. Volume cairan dalam wadah sedemikian
sehingga pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa berada paling sedikit
2,5 cm di bawah permukaan cairan dan pada gerakan ke bawah ber -jarak tidak
kurang dari 2,5 cm dari dasar wadah. Waktu yang diperlukan bergerak ke atas
adalah sama dengan waktu yang diperlukan untuk bergerak ke bawah dan perubahan
pada arah gerakan merupakan perubahan yang halus, bukan gerakan yang tiba-tiba
dan kasar. Rangkaian keranjang bergerak vertikal sepanjang sumbunya, tanpa
gerakan horizontal yang berarti atau gerakan sumbu dari posisi vertikalnya.
Rangkaian
keranjang Rangkaian keranjang terdiri atas 6
tabung transparan yang kedua ujungnya terbuka, masing-masing dengan panjang
7,75 cm ± 0,25 cm, diameter dalam lebih kurang 21,5 mm dan tebal dinding lebih
kurang 2 mm, tabung-tabung ditahan pada posisi vertikal oleh dua lempengan
plastik, masing-masing dengan diameter 9 cm, tebal 6 mm, dengan enam buah
lubang, masing-masing berdiameter lebih kurang 24 mm dan berjarak sama dari
pusat lempengan maupun antara lubang satu dengan lainnya. Pada permukaan bawah
lempengan dipasang suatu kasa baja tahan karat berukuran 10 mesh nomor 23
(0,025 inci). Bagian-bagian alat dirangkai dan dikencangkan oleh tiga buah baut
melalui kedua lempengan plastik. Suatu alat pengait dipasang pada alat yang
menaikturunkan rangkaian keranjang melalui satu titik pada sumbunya, digunakan
vntuk menggantungkan rangkaian keranjang. Rancangan rangkaian keranjang dapat
sedikit berbeda asalkan spesifikasi tabung kaca dan ukuran kasa dipertahankan.
Cakram Tiap tabung mempunyai cakram berbentuk silinder dengan
perforasi, tebal 9,5 mm ± 0,15 mm dan diameter 20,7 mm ± 0,15 mm. Cakram dibuat
dari bahan plastik transparan yang sesuai, mempunyai bobot jenis antara 1,18
hingga 1,20. Terdapat lima lubang berukuran 2 mm yang tembus dari atas ke
bawah, salah satu lubang melalui sumbu silinder, sedangkan lubang lain paralel
terhadapnya dengan radius jarak 6 mm. Pada sisi silinder terdapat 4 lekukan
dengan jarak sama berbentuk V yang tegak lurus terhadap ujung silinder. Ukuran
tiap lekukan sedemikian hingga bagian yang terbuka pada dasar silinder luasnya
1,60 mm persegi dan pada bagian atas silinder lebar 9,5 mm dan dalam 2,55 mm.
Seluruh permukaan cakram licin.
Prosedur
Tablet tidak bersalut Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari
keranjang, masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air
bersuhu 37° ± 2º sebagai media kecuali dinyatakan
menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu
seperti yang tertera dalam monografi, angkat keranjang dan amati semua tablet:
semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur
sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18
tablet yang diuji harus hancur sempurna.
3.
Uji
disolusi (FI IV, hal 1083-1085)
Uji
ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang
tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali
pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Persyaratan disolusi tidak
berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing-masing
monografi. Bila pada etiket dinyatakan bahwa sediaan bersalut enterik, sedangkan dalam masing-masing monografi,
uji disolusi atau uji waktu hancur tidak secara khusus dinyatakan untuk
sediaan bersalut enterik, maka digunakan cara pengujian untuk sediaan lepas lambat seperti yang tertera pada uji Pelepasan Obat <961>, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
monografi. Dari jenis alat yang diuraikan disini, pergunakan salah satu sesuai
dengan yang tertera dalam masing-masing monografi.
Alat 1. Alat terdiri dari
sebuah wadah bertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan lain yang
inert, suatu motor, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan keranjang
berbentuk silinder. Wadah tercelup sebagian di dalam suatu tangas air yang
sesuai berukuran sedemikian sehingga dapat
mempertahankan suhu dalam wadah pada 37º ± 0,5 ºC
selama pengujian berlangsung dan.menjaga agar gerakan air dalam tangas
air halus dan tetap. Bagian dari alat, termasuk lingkungan tempat alat
diletakkan tidak dapat memberikan gerakan, goncangan atau getaran signifikan
yang melebihi gerakan akibat perputaran alat pengaduk. Penggunaan alat yang memungkinkan pengamatan contoh dan pengadukan
selama pengujian berlangsung. Lebih dianjurkan wadah disolusi berbentuk
silinder dengan dasar setengah bola, tinggi 160 mm hingga 175 mm, diameter
dalam 98 mm hingga 106 mm dan kapasitas nominal 1000 ml. Pada bagian atas wadah
ujungnya melebar, untuk mencegah penguapan dapat digunakan suatu penutup yang
pas. Batang logam berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih
dari 2 mm pada tiap titik dari sumbu vertikal wadah berputar dengan halus dan
tanpa goyangan yang berarti. Suatu alat pengatur kecepatan digunakan sehingga
memungkinkan untuk memilih kecepatan putaran yang dikehendaki dan mempertahankan kecepatan seperti yang tertera
dalam masing-masing monografi dalam batas lebih kurang 4%.
Komponen
batang logam dan keranjang yang me-rupakan bagian dari pengaduk terbuat dari
baja tahan karat tipe 316 atau yang sejenis sesuai dengan spesifi-kasi pada Gambar
1. Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, gunakan kasa 40
mesh. Dapat juga digunakan keranjang berlapis emas setebal 0,0001 inci (2,5
µm). Sediaan dimasukkan ke dalam keranjang yang kering pada tiap awal
pengujian. Jarak antara dasar bagian dalam wadah dan keranjang adalah 25 mm ±
2 mm selama pengujian berlangsung.
Alat 2. Sama seperti Alat 1,
bedanya pada alat ini digunakan dayung yang terdiri dari daun dan batang
sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak
lebih dan 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan
halus tanpa goyangan yang berarti. Daun melewati diameter batang sehingga dasar
daun dan batang rata. Dayung memenuhi spesifikasi pada Gambar 2. Jarak
25 mm ± 2 mm antara daun dan bagian dalam dasar wadah dipertahankan selama
pengujian berlangsung. Daun dan batang logam yang merupakan satu kesatuan dapat
disalut dengan suatu penyalut inert yang sesuai. Sediaan dibiarkan tenggelam ke
dasar wadah sebelum dayung mulai berputar. Sepotong kecil bahan yang tidak
bereaksi seperti gulungan kawat berbentuk spiral dapat digunakan untuk mencegah
mengapungnya sediaan.
Uji kesesuaian alat Lakukan
pengujian masing-masing alat menggunakan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI
jenis disintegrasi dan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis bukan
disintegrasi sesuai dengan kondisi percobaan yang tertera. Alat dianggap
sesuai bila hasil yang diperoleh berada dalam rentang yang diperbolehkan
seperti yang tertera dalam sertifikat dari kalibrator yang bersangkutan.
Media disolusi Gunakan pelarut
seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Bila Media disolusi adalah
suatu larutan dapar, atur pH larutan sedemikian hingga berada dalam batas 0,05
satuan pH yang tertera pada masing-masing monografl. [Catatan Gas terlarut
dapat membentuk gelcmbung yang dapat merubah hasil pengujian. Oleh karena itu,
gas terlarut harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum pengujian dimulai.]
Waktu Bila dalam spesifikasi
hanya terdapat satu waktu, pengujian dapat diakhiri dalam waktu yang lebih
singkat bila persyaratan jumlah minimum yang terlarut telah dipenuhi. Bila
dinyatakan dua waktu atau lebih, cuplikan dapat diambil hanya pada waktu yang
ditentukan dengan toleransi ± 2%.
Prosedur
untuk kapsul, tablet tidak bersalut dan tablet bersalut bukan enterik
Masukkan sejumlah volume Media disolusi seperti
yang tertera dalam masing-masing monografi ke dalam wadah, pasang alat, biarkan
Media disolusi hingga suhu 37º ± 0,5º, dan angkat
termometer. Masukkan 1 tablet atau 1 kapsul ke dalam alat, hilangkan gelembung
udara dari permukaan sediaan yang diuji dan segera jalankan alat pada laju
kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Dalam interval
waktu yang ditetapkan atau pada tiap waktu yang dinyatakan, ambil cuplikan pada
daerah pertengahan antara permukaan Media disolusi dan bagian atas dari
keranjang berputar atau daun dari alat dayung, tidak kurang 1 cm dari dinding
wadah. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi.
Lanjutkan pengujian terhadap bentuk sediaan tambahan.
Bila
cangkang kapsul mengganggu penetapan, keluarkan isi tidak kurang dari 6 kapsul
sesempuma mungkin, larutkan cangkang kapsul dalam sejumlah volume Media
disolusi seperti yang dinyatakan. Lakukan penetapan seperti yang tertera
dalam masing-masing monografi. Buat koreksi seperlunya. Faktor koreksi lebih
besar 25% dari kadar pada etiket tidak dapat diterima.
Interpretasi Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi,
persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan yang
diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Lanjutkan pengujian sampai tiga tahap
kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S . Harga Q adalah jumlah zat aktif
yang terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi, dinyatakan
dalam persentase kadar pada etiket, angka 5% dan 15% dalam tabel adalah
persentase kadar pada etiket, dengan demikian mempunyai arti yang sama dengan
Q.
Tabel
Penerimaan
Tahap
|
Σ
yang diuji
|
Kriteria Penerimaan
|
S1
|
6
|
Tiap
unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%
|
S2
S3
|
6
12
|
Rata-rata
dari 12 unit (S1 +S2) adalah sama dengan atau lebih besar dari Q dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil
dari Q -15%
Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2+ S3) adalah
sama dengan atau lebih besar dari Q, tidak lebih dari 2 unit sediaan yang
lebih kecil dari Q -15% dan
tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q - 25%.
|
Evaluasi
kimia
1.
Identifikasi
Mengacu pada
masing-masing monografi
2.
Penetapan
kadar
Mengacu pada
masing-masing monografi
Evaluasi
biologi
Penetapan Potensi Antibiotik (khusus jika
zat aktif antibiotik) (FI IV,
hal 891-899)
Tujuan : untuk memastikan aktivitas antibiotik tidak
berubah selama proses pembuatan larutan dan menunjukkan daya hambat antibiotik
terhadap mikroba.
Prinsip :
Pengukuran hambatan pertumbuhan biakan mikroba oleh antibiotik dalam sediaan
yang ditambahkan ke dalam media padat atau cair yang mengandung biakan mikroba
berdasarkan metode lempeng atau metode turbidimetri.
Penafsiran hasil :
Potensi antibiotik ditentukan dengan menggunakan metode
garis lurus transformasi log dengan prosedur penyesuaian kuadrat terkecil dan
uji linieritas (FI IV, hal 899). Harga KHM yang makin rendah menunjukkan
makin kuat potensi
antibiotiknya. Pada umumnya antibiotik yang berpotensi tinggi mempunyai KHM
yang rendah dan diameter hambat yang besar.
3.5
PENGEMASAN
DAN PENYIMPANAN SEDIAAN AKHIR (PRIMER/EKUNDER) DAN ALASANNYA
a. Obat
disimpan pada suhu ruangan 25-30oC
dan terlindung dari cahaya dikarenakan obat kurang tahan terhadap pemanasan.
b. Obat
jadi kemudian dikemas pada kemasan strip (kemasan primer) dengan tiap strip
mengandung 4 tablet (catch cover)
a. Setiap
50 strip dikemas dalam 1 kotak (kemasan sekunder) sehingga untuk 10.000 tablet
dikemas dalam 2500 strip yang dikemas lagi dalam 50 kotak / dus
b. Kemasan
strip dipilih karena senyawa aktif tidak tahan terhadap pemanasan. Kemasan
strip lebih melindungi sediaan dari panas dan lembab. obat jadi ini akan
didistribusikan dalam zona iklim IV (panas dan lembab) sehingga kemasan strip
paling tepat digunakan (Hall, et.al. 2005)
c. bentuk
catch cover (1 kemasan terdisri dari 4 tablet, seperti kemasan INZA, DECOLGEN,
DULCOLAX dsb) dipilih karena lebih praktis dan mudah dibawa serta mencakup
pemakaian untuk 1 hari (2 kali sehari 2 tablet)