Selasa, 11 Desember 2012

Celery Herbal Formulation


 PENGEMBANGAN FORMULA
3.1  CONTOH SEDIAAN YANG BEREDAR DI PASARAN (BILA ADA)
No.
Nama Produk
Produsen
Dosis
1.
Seledri Madu Antihipertansi
Ghaza Herbal - Surabaya
3-4 sdm / hari
2.
Kapsul Seledri
UD RACHMA SARI - Sukoharjo
3-2 kapsul/ hari

3.2  PRA FORMULASI (analisis pemilihan zat aktif dan eksepient)
Definisi tablet :
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkansebagai tablet cetak dan tablet kempa (FI IV, hal 4, 1995)
Tablet adalah sediaan obat tradisional padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih, silindris atau bentuk lain, kedua permukaannya rata atau cembung, terbuat dari sediaan galenik dengan atau bahan tambahan (Kepmenkes No,661, 1994)

Analisis pemilihan zat aktif :
Berdasarkan penelitianx Akar Seledry (Apium Graveolens L) memiliki aktifitas antihypertensi yang sebanding dengan Kaptopril 2,5 mg/kgBB pada ekstrak etil asetat dengan dosis 20 mg/kgBB pada percobaan menggunakan tikus (Siska, 2008), sehingga dosis yang dapat digunakan pada manusia adalah sebesar :
= 20 mg x 70 kg*(BB Rata-rata manusia)
= 1400 mg/70kgBB manusia
= 1,4 gram/70kgBB manusia
dikerenakan konsentrasi ekstrak 1.400 mg maka dosis yang akan dibuat sampai dengan 1800 mg per tablet. Dosis tersebut terlalu besar sehingga dosis tersebut dibagi menjadi menjadi 3 tablet dengan bobot tablet 600 mg dengan konsentrasi ekstrak masing-masing 466 mg.  Sehingga dalam satu kali minum, dibutuhkan 3 tablet.

Analisis pemilihan eksipien :
Dalam khasiatnya sebagai antihipertensi, diketahui bahwa senyawa aktif yang bekerja sebagai antihipertensi adalah senyawa apiginen yang berasal dari golongan Flavanoid sehingga senyawa ini diperkirakan tidak stabil dan tidak tahan terhadap pemanasan.
Metode yang sesuai dengan sifat senyawa aktif ini adalah granulasi kering dikarenakan alasan diatas dan juga karena dosis yang digunakan dalam dosisi besar. 
Berbagaimacam eksipien yang digunakan dalam metode granulasi kering adalah sebagai berikut
R/ Zat aktif
     Penghancur
     Pengisi
     Lubrikan
     Bahan tambahan lain (jika perlu)

dan eksipinet itu antara lain :
1.      Amilum
a.       Merupakan eksipien dengan fungsi sebagai penghacur yang paling umum digunakan selain fungsinya sebagai pengisi dan pengikat.
b.      Konsentrasi yang umum digunakan adalah 3-20%.
c.       Pada formulasi tablet, starch yang telah diolah digunakan pada konsentrasi 3-20% w/w (biasanya 5-10% tergantung pada tipe starch-nya) sebagai pengikat untuk granulasi basah.
d.      Amilum yang tidak dimodifikasi tidak mempunyai sifat kompresibilitas yang baik dan mempunyai friabilitas yang besar, dan akan terjadinya capping pada tablet jika digunakan dalam jumlah besar
e.       Starch kering stabil jika terlindung dari kelembaban yang ringgi. Inert pada penyimpanan normal secara kimia dan mikrobiologi.
f.       Inkompatibilitas: Inkompatibel dengan vahan pengoksidasi kuat. 
(HOPE ed.6 685-689)
2.      PVP
a.       Merupakan eksipien dengan fungsi sebagai pengikat
b.      Konsentrasi 5% PVP dalam etanol hidrat menghasilkan kompresibilitas yang baik dari serbuk Natrium bikarbonat dan asam sitrat sehingga tablet bereaksi cepat dan disolusi cepat.
c.       dengan alasan diatas, maka dengan penambahan PVP akan memperbaiki kompresibilitas namun akan tetap cepat terdisolusi
 (Lachman Tablet, 164-65)
3.      Avicel
a.       Bertindak sebagai pengisi dan pengikat (untuk granulasi basah dan kempa langsung)
b.      Fungsi lain: disintegran 5-15%, lubrikan
c.       Berfungsi sebagai self lubrikan sehingga lubrikan yang diperlukan lebih sedikit.
d.      Untuk obat dengan dosis kecil, Avicel digunakan sebagai pengisi dan pengikat tambahan.
e.       Penggunaannya membutuhkan lubrikan; penggunaannya dapat dikombinasi dengan laktosa, manitol, starch, kalsium sulfat.
f.       Membantu mengatasi zat-zat yang jika overwetting (terlalu basah) menjadi seperti “clay” yang sukar digranulasi dan ketika kering granulnya menjadi keras dan resisten terhadap disintegrasi. Contoh: kaolin, kalsium karbonat
g.      Stabilitas: stabil walaupun merupakan bahan higroskopis.
h.      Inkompatibilitas: inkompatibel dengan bahan pengoksidasi kuat
(HOPE ed.3, 103)
4.      Mg- Stearat
berfungsi sebagai lubricant pada konsetrasi ¼ -2%
5.      Talk
berfungsi sebagai lubricant pada konsentasi 1-5%

3.3        FORMULASI, METODE DAN PEMBUATAN SEDIAAN
a.      Master Formula
R/  Apium Graveolus (Root)
      Amilum
      Avicel
      PVP
      Mg-stearat
Talk

b.      Perhitungan dan Penimbangan
Pembuatan tablet direncanakan sebanyak 1 batch atau 10.000 tablet
direncanakan bobot tablet 600 mg dengan kandungan zat aktif pertablet adalah 466mg

Perhitungan Formula :     
Fase dalam (92%*600mg = 552mg)
Ekstrak etil asetat Apium Graveolens L                   = 466 mg
PVP                                      5% * bobot tablet        =   30 mg
Amilum                                5% * bobot tablet        =   30 mg
Avicel                                   552 - (466+30+30)      =   26 mg
Total fasa dalam                   92% x 600 mg             =  552 mg

Fase Luar (8%*600mg = 48 mg)
Mg stearat                            1% *fase luar        =    0.48 mg
Talk                                      2% *fase luar        =    0.96 mg
Amilum kering                     5% *fase luar        =    2.4 mg

Slug (93,5%) à fase dalam + ½ (Mg stearat dan talk)
Ekstrak etil asetat Apium Graveolens L       = 466 mg
PVP                                                              =  30 mg
Amilum                                                        =  30 mg
Avicel                                                           =  26 mg
Mg stearat                                                          =        0.48 mg
Talk                                                                    =        0.96 mg  __+ 
                                                                           =    553.44 mg
Misalnya:
Slug yang diperoleh = 553.44 mg,
Jumlah tablet yang diperoleh = 552/553.44 x 10000 tablet =  9973 tablet
Maka sisa FL yang ditambahkan:
-        Mg stearat = 0,5/93,5 x 552 mg =   2.95 mg
-        Talk           = 1/93,5 x 552 mg                =   5.9   mg
-        Amilum kering   = 5/93,5 x 552 mg       = 29,51 mg

Bobot tablet yang diperoleh            =  591.35 mg
                                                        
Penimbangan
Zat Aktif dan tambahan
Berat per tablet (mg)
Berat per 10000 tablet (kg)
Apium Graveolens L
466
46.6*
Amilum
30
3.0
Avicel
30
2.0
PVP
30
3.0
Mg-stearat
3.43
0.34
Talk
6.86
0.68
Amilum kering
31.91
3.191
*diketahui %rendemen etil asetat serbuk akar seledri adalah sebesar 1.67% sehingga bobot simplisia yang diperlukan jika bobot ekstrak yang digunakan adalah 46.6 kg :
%rendemen =  x 100%
        1.67% =  x 100%
berat simplisia = 2790.41 kg simplisia             

c.       Metode Pembuatan Sediaan
1)      Pembuatan Ekstrak
a)      Daun Apium Graveolens Ldikumpulkan dan dikeringanginkan (hindari pemanasan untuk menghindari rusaknya senyawa aktif akibat sinar UV pada matahari langsung) sehingga diperoleh simplisia.
b)      simplisia sebanyak 1157.0428 dihaluskan lalu diekstraksi menggunakan etil asetat dengan metode maserasi selama 1x24 jam  (untuk menghindari rusaknya senyawa aktif akibat pemanasan)
c)      hasil ekstraksi kemudian dijadikan serbuk dengan mengguanakan mesin freeze dry sehingga diperoleh serbuk ekstrak Apium Graveolens LJ
2)      Pembuatan Tablet Granulasi Kering
a)      talk dikeringkan terlebih dahulu dengan oven untuk mengurangi kadar air yang mungkin masih terkandung
b)      dilakukan persiapan seluruh bahan dan penimbangan
c)      dilakukan Pencampuran bahan-bahan untuk pembuatan slug
d)     dilakukan IPC berupa uji homogenitas
e)      dilakukan proses Slugging (dg Chilsonator)
f)       dilakukan Pengayakan Slug
g)      dilakukan proses IPC berupa  Kecepatan aliran, BJ nyata, BJ mampat dan % kompresibilitas, Distribusi ukuran granul, Kadar zat aktif dalam granul
h)      tambahan lubrikan & disintegran
i)        dilakukan proses kompresi sediaan
j)        dikemas
k)      laukan proses evaluasi

3.4        IPC DAN PENGAWASAN MUTU
Granulasi kering:
Penimbangan
ò
Pencampuran
ò
IPC:
uji homogenitas
ò
Slugging
ò
Pengayakan
ò
IPC:
o Kecepatan aliran
o BJ nyata, BJ mampat dan % kompresibilitas
o Distribusi ukuran granul
o Kadar zat aktif dalam granul
ò
Lubrikasi
ò
Pencetakan
ò
Pengemasan
ò
Evaluasi

Evaluasi :
1.      Uji Homogenitas campuran :
Tujuan : Memastikan bahwa zat aktif terdistribusi merata di dalam campuran
a)      Visual,  jika serbuk berwarna
Campuran dinyatakan homogen jika warna terdistribusi  merata dalam campuran
b)      Menetapkan kadar zat aktif dengan cara sampling pada beberapa titik (atas, tengah, bawah) wadah pencampur
Campuran dinyatakan homogen jika kadar zat aktif pada beberapa titik sama

2.    Bobot Jenis
Kerapatan granul dapat mempengaruhi kompresibilitas, porositas tablet, kelarutan, dan sifat-sifat lainnya.
a.       BJ Sejati (Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 682)
Ada 2 metode untuk menentukan kerapatan granul, keduanya menggunakan piknometer. Yang pertama menggunakan air raksa sebagai cairan pengisi sela. Yang kedua memakai pelarut yang bertekanan permukaan rendah (misalnya benzen) dan tidak melarutkan granul. Ketepatan metode ini tergantung pada kemampuan cairan pengisi sela memasuki pori-pori granul. Kerapatan diukur dari volume cairan pengisi sela yang dipindahkan oleh sejumlah tertentu granul dalam piknometer.
D = M / (Vp-Vi)
Ket :    D      = bobot jenis
                     Vp    = volume cairan pengisi sela yang mengandung granul dalam jumlah tertentu (M), yang diperlukan untuk mengisi piknometer

b.      BJ ruahan granul (BJ nyata)
Prosedur :                                                 
-        Timbang 100 gram serbuk/granul
-        Masukkan ke dalam gelas ukur
-        Amati volume
-        Hitung BJ ruahan:
                    BJ = bobot/volume
Tujuan penetapan BJ ruahan
-        Kecepatan aliran
-        Kesesuaian ukuran tablet (diameter/ketebalan)

c.   BJ nyata setelah pemampatan
-        Perbandingan bobot dengan volume setelah proses pemampatan (ketukan sebanyak 500 x)
-        Ke dalam gelas takar masukkan 100 g granul. Mampatlkan 500 x dengan alat volumeter.
-        Lihat volume setelah pemampatan.

BJ nyata setelah pemampatan = bobot/volume setelah pemampatan

 d. Bilangan Hausner
Perbandingan antara BJ mampat dengan BJ nyata
Makin meningkat kemampuan untuk dikempa (BJ rendah), makin kurang daya mengalirnya . Makin berkurang kemampuan untuk dikempa (BJ tinggi), makin besar daya mengalirnya (Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 683)

3.      Kadar Pemampatan
%T = (Vo – V500)/Vo x 100%
%T = Kadar pemampatan
Vo = Volume sebelum pemampatan
V500 = Volume setelah pemampatan 500 x
%T < 20 atau V< 20 ml  à granul memiliki aliran yang baik
Kadar pemampatan dan berat jenis dapat untuk menilai aliran.

4.      Kompresibilitas
% K = (BJ mampat – BJ nyata)/BJ mampat x 100%
Jika % K :     5 – 10 % -------- aliran sangat baik
11 – 20 % ------- aliran cukup baik
21 - 25 % -------- aliran cukup
>26 % ----------- aliran buruk
5.      Aliran
Prinsip : Menetapkan jumlah granul yang mengalir melalui alat selama waktu tertentu
Ada beberapa uji yang dapat digunakan sebagai pengukur aliran. Dua metode yang paling umum dipakai yaitu:
a. Metode sudut baring/sudut istirahat (Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 684-685)
tan α = H/R atau α = arc tan H/R
≤ 30° à bebas mengalir
≥ 40° à aliran kurang baik

b.   Metode kecepatan aliran Hopper
Kecepatan aliran dipakai sebagai metode untuk menetapkan kemampuan mengalir. (Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 684-685)
Dihitung jumlah granul yang mengalir dalam suatu waktu (gram/detik).
-        Timbang beker glass kosong (Wo)
-        Set skala ke nol
-        Masukkan serbuk/granul ke corong
-        Hidupkan alat dan amati serbuk/granul
-        Catat waktu aliran (T)
-        Timbang beker glass berisi serbuk/granul (Wt)
-        Hitung aliran serbuk/granul
Aliran = (Wt-Wo)/T
Tujuan penetapan:
Menjamin keseragaman pengisian ke dalam cetakan (bobot/tablet)
kriteria penerimaan : > 4g/detik à memiliki aliran yang bagus
   
B. Evaluasi Sediaan Tablet
Persyaratan dari industri
1.      Organoleptik (Teori dan Praktek Farmasi Industri hal. 650)
Tujuan : Penerimaan oleh konsumen
Pemeriksaan organoleptik meliputi warna, bau dan rasa
Penafsiran hasil : Warna homogen, tidak ada binitk-bintik atau noda, bau sesuai spesifikasi (bau khas bahan, tidak ada bau yang tidak sesuai), rasa sesuai spesifikasi
2.      Bentuk dan ukuran (FI III)
Tujuan : Menjamin penampilan tablet yang baik
-        Ketebalan adalah satu-satunya variabel berkaitan dengan proses pencetakan
-        Ketebalan dipengaruhi oleh: BJ ruah, BJ mampat dan sifat aliran massa cetak
Alat : jangka sorong
Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1⅓ kali tebal tablet.

3.      Kekerasan tablet
Tujuan: menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses: pengemasan, penghantaran (shipping).
Prosedur:
-          20 tablet diambil secara acak
-          Ukur kekerasan masing-masing tablet
-          Catat skala yang terukur
-          Kekerasan tablet adalah harga rata2 ke-20 tablet
-        Variasi kekerasan dilihat dari harga SD

Nilai kekerasan tablet bergantung pada bobot tablet. Makin besar tablet, kekerasan yang diperlukan juga semakin besar.
-        Bobot tablet sampai 300 mg, 4 – 7 kg/cm2.
-        Bobot tablet 400 – 700 mg: 7 – 12 kg/cm2

4.      Friabilitas → ada prosedur lain yang menggunakan tablet sejumlah 6,5 g untuk uji ini (catatan dari pa saleh) →liat kembali USP !!
Adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet bila dijatuhkan pada suatu ketinggian tertentu
Tujuan penetapan = untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman tujuan
Prosedur:
-        20 tablet diambil secara acak
-        Tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo)
-        Masukkan & uji (100 x) putaran
-        Bersihkan tablet dan timbang (Wt)
-        Hitung % friabilitas tablet
% F = (Wo – Wt)/Wo x 100%
Pada umumnya persen friabilitas yang dapat diterima adalah < 1%
Pada proses pengukuran friabilitas, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang digunakan adalah 4 menit. Jadi ada 100 putaran.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan. (USP & NF 1994)

5.      Friksibilitas → mengikuti prosedur uji friabilitas
Adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet jika tablet mengalami gesekan antar sesama tablet.
Tujuan penetapan = untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman tujuan
Prosedur:
-        20 tablet diambil secara acak
-        Tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo)
-        Masukkan uji (100 x) putaran
-        Bersihkan tablet dan timbang (Wt)
-        Hitung % friksibilitas tablet
% F = (Wo – Wt)/Wo x 100%
Pada umumnya persen friksibilitas yang dapat diterima adalah < 1%


Persyaratan resmi sediaan tablet
1.    Uji keseragaman sediaan (Suplemen I FI IV, hal 1543-1548)
[Catatan: satuan dan satuan sediaan adalah sinonim]
Meliputi keseragaman kandungan dan keragaman bobot.
Uji keseragaman kandungan berdasarkan pada penetapan kadar dari kandungan zat aktif dalam satuan sediaan untuk menentukan kandungan individu dalam batasan yang ditentukan.
Persyaratan uji keseragaman kandungan diperlukan pada tablet salut, selain tablet salut selaput, yang mengandung zat aktif 25 mg atau lebih yang merupakan 25% atau lebih dari bobot satu tablet.
Persyaratan uji keragaman bobot diterapkan untuk tablet tidak bersalut atau tablet salut selaput yang mengandung zat aktif 25 mg atau lebih, yang merupakan 25% atau lebih dari bobot satu tablet.

Prosedur uji keseragaman kandungan untuk tablet tidak bersalut, bersalut, atau kempa:
-        Pilih tidak kurang dari 30 tablet.
-        Dari 30 tablet tersebut, tetapkan kadar 10 tablet satu per satu sesuai dengan cara yang tertera pada penetapan kadar dalam monografi, kecuali dinyatakan lain.
-        Hitung nilai penerimaan.

Prosedur uji keragaman bobot untuk tablet tidak bersalut atau salut selaput:
-        Pilih tidak kurang dari 30 tablet
-        Dari 30 tablet tersebut, timbang 10 tablet satu per satu.
-        Hitung kadar zat aktif dalam tiap tablet yang dinyatakan dalam persen dari yang tertera pada etiket, pada tiap tablet dari bobot masing-masing tablet dan hasil dari penetapan kadar.
-        Hitung nilai penerimaan.

Kriteria:
-        Keseragaman sediaan dipenuhi jika nilai penerimaan dari 10 unit pertama dosis tunggal lebih kecil atau sama dengan L 1%.
-        Jika nilai penerimaan lebih besar dari L 1%, lakukan pengujian 20 satuan berikutnya dan hitung nilai penerimaan.
Persyaratan dipenuhi jika nilai penerimaan akhir dari 30 satuan:
-        lebih kecil atau sama dengan L 1% dan tidak satupun lebih kecil dari [1-L2*0,01]M atau,
-        tidak lebih dari [1+L2*0,01]M seperti yang dinyatakan dalam perhitungan nilai masing-masing pada keseragaman kandungan atau pada keragaman bobot
Kecuali dinyatakan lain pada monografi, L1 sama dengan 15,0 dan L2 sama dengan 25,0.

Nilai penerimaan.
│M – Xbar │+ ks
Keterangan :
Xbar = rata-rata kandungan masing-masing yang dinyatakan dalam persentase dari yang tertera pada etiket
k = konstanta penerimaan
Jika n = 10, k = 2,4; n =30, k = 2,0
s = simpangan baku contoh









Tabel 2
Variabel
Definisi
Kondisi
Nilai
Nilai penerimaan (AV)


Rumus umum:
│M – Xbar │+ ks
L1
Nilai penerimaan maksimum yang diperbolehkan

L1 = 15,0 kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi
L2
Rentang deviasi maksimum dari tiap satuan sediaan yang diuji dari perhitungan nilai M
Pada keadaan yang rendah, tidak ada satupun hasil satuan sediaan yang boleh kurang dari [1-L2*0,01]M. Dalam keadaan yang lebih tinggi tidak ada satupun hasil sediaan yang boleh lebih besar dari [1+L2*0,01]M (berdasarkan pada nilai L2 = 25,0)
L2 = 25,0 kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi
T
Nilai kandungan tiap satuan sediaan pada saat diproduksi, dinyatakan sebagai persentase dari yang tertera pada etiket. Untuk penggunaan pada farmakope ini, kecuali dinyatakan lain dalam monografi, T adalah 100% dan untuk keperluan produsen, T adalah nilai hasil uji yang ditargetkan produsen pada waktu pembuatan.


Catatan: Untuk hasil di luar hasil yang tertera pada tabel, keterangan lebih lanjut bisa dilihat di Suplemen I FI IV hal 1548.

2.      Uji waktu hancur (FI IV, halaman 1086-1087)
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam masing-­masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet atau kapsul digunakan sebagai tablet isap atau dikunyah atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas di antara periode pelepasan tersebut. Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari etiket serta dari pengamatan dan gunakan prosedur yang tepat untuk 6 unit sediaan atau lebih.
Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari penyalut atau cangkang kapsul yang tidak larut.
Alat
Alat terdiri atas suatu rangkaian keranjang, gelas piala berukuran 1000 ml, termostat untuk memanaskan cairan media antara 35º hingga 39º dan alat untuk menaikturunkan keranjang dalam cairan media pada frekuensi yang tetap antara 29 kali hingga 32 kali per menit melalui jarak tidak kurang dari 5,3 cm dan tidak lebih dari 5,7 cm. Volume cairan dalam wadah sedemikian sehingga pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa berada paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan cairan dan pada gerakan ke bawah ber -jarak tidak kurang dari 2,5 cm dari dasar wadah. Waktu yang diperlukan bergerak ke atas adalah sama dengan waktu yang diperlukan untuk bergerak ke bawah dan perubahan pada arah gerakan merupakan perubahan yang halus, bukan gerakan yang tiba-tiba dan kasar. Rangkaian keranjang bergerak vertikal sepanjang sumbunya, tanpa gerakan horizontal yang berarti atau gerakan sumbu dari posisi vertikalnya.
Rangkaian keranjang Rangkaian keranjang terdiri atas 6 tabung transparan yang kedua ujungnya terbuka, masing-masing dengan panjang 7,75 cm ± 0,25 cm, diameter dalam lebih kurang 21,5 mm dan tebal dinding lebih kurang 2 mm, tabung-tabung ditahan pada posisi vertikal oleh dua lempengan plastik, masing-masing dengan diameter 9 cm, tebal 6 mm, dengan enam buah lubang, masing-masing berdiameter lebih kurang 24 mm dan berjarak sama dari pusat lempengan maupun antara lubang satu dengan lainnya. Pada permukaan bawah lempengan dipasang suatu kasa baja tahan karat berukuran 10 mesh nomor 23 (0,025 inci). Bagian-bagian alat dirangkai dan dikencangkan oleh tiga buah baut melalui kedua lempengan plastik. Suatu alat pengait dipasang pada alat yang menaikturunkan rangkaian keranjang melalui satu titik pada sumbunya, digunakan vntuk menggantungkan rangkaian keranjang. Rancangan rangkaian keranjang dapat sedikit berbeda asalkan spesifikasi tabung kaca dan ukuran kasa dipertahankan.
Cakram Tiap tabung mempunyai cakram berbentuk silinder dengan perforasi, tebal 9,5 mm ± 0,15 mm dan diameter 20,7 mm ± 0,15 mm. Cakram dibuat dari bahan plastik transparan yang sesuai, mempunyai bobot jenis antara 1,18 hingga 1,20. Terdapat lima lubang berukuran 2 mm yang tembus dari atas ke bawah, salah satu lubang melalui sumbu silinder, sedangkan lubang lain paralel terhadapnya dengan radius jarak 6 mm. Pada sisi silinder terdapat 4 lekukan dengan jarak sama berbentuk V yang tegak lurus terhadap ujung silinder. Ukuran tiap lekukan sedemikian hingga bagian yang terbuka pada dasar silinder luasnya 1,60 mm persegi dan pada bagian atas silinder lebar 9,5 mm dan dalam 2,55 mm. Seluruh permukaan cakram licin.
Prosedur
Tablet tidak bersalut Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37° ± 2º sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera dalam monografi, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
3.      Uji disolusi (FI IV, hal 1083-1085)
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing-masing monografi. Bila pada etiket dinyatakan bahwa sediaan bersalut enterik, sedangkan dalam masing-masing monografi, uji disolusi atau uji waktu hancur tidak secara khusus dinyatakan untuk sediaan bersalut enterik, maka digunakan cara pengujian untuk sediaan lepas lambat seperti yang tertera pada uji Pelepasan Obat <961>, kecuali dinyatakan lain dalam masing­-masing monografi. Dari jenis alat yang diuraikan disini, pergunakan salah satu sesuai dengan yang tertera dalam masing-masing monografi.
Alat 1. Alat terdiri dari sebuah wadah bertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan lain yang inert, suatu motor, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan keranjang berbentuk silinder. Wadah tercelup sebagian di dalam suatu tangas air yang sesuai berukuran sedemikian sehingga dapat mempertahankan suhu dalam wadah pada 37º ± 0,5 ºC selama pengujian berlangsung dan.menjaga agar gerakan air dalam tangas air halus dan tetap. Bagian dari alat, termasuk lingkungan tempat alat diletakkan tidak dapat memberikan gerakan, goncangan atau getaran signifikan yang melebihi gerakan akibat perputaran alat pengaduk. Penggunaan alat yang memungkinkan pengamatan contoh dan pengadukan selama pengujian berlangsung. Lebih dianjurkan wadah disolusi berbentuk silinder dengan dasar setengah bola, tinggi 160 mm hingga 175 mm, diameter dalam 98 mm hingga 106 mm dan kapasitas nominal 1000 ml. Pada bagian atas wadah ujungnya melebar, untuk mencegah penguapan dapat digunakan suatu penutup yang pas. Batang logam berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada tiap titik dari sumbu vertikal wadah berputar dengan halus dan tanpa goyangan yang berarti. Suatu alat pengatur kecepatan digunakan sehingga memungkinkan untuk memilih kecepatan putaran yang dikehendaki dan mempertahankan kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi dalam batas lebih kurang 4%.
Komponen batang logam dan keranjang yang me-rupakan bagian dari pengaduk terbuat dari baja tahan karat tipe 316 atau yang sejenis sesuai dengan spesifi-kasi pada Gambar 1. Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, gunakan kasa 40 mesh. Dapat juga digunakan keranjang berlapis emas setebal 0,0001 inci (2,5 µm). Sediaan dimasukkan ke dalam keranjang yang kering pada tiap awal pengujian. Jarak antara dasar bagian dalam wadah dan keranjang adalah 25 mm ± 2 mm selama pengujian berlangsung.
Alat 2. Sama seperti Alat 1, bedanya pada alat ini digunakan dayung yang terdiri dari daun dan batang sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dan 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus tanpa goyangan yang berarti. Daun melewati diameter batang sehingga dasar daun dan batang rata. Dayung memenuhi spesifikasi pada Gambar 2. Jarak 25 mm ± 2 mm antara daun dan bagian dalam dasar wadah dipertahankan selama pengujian berlangsung. Daun dan batang logam yang merupakan satu kesatuan dapat disalut dengan suatu penyalut inert yang sesuai. Sediaan dibiarkan tenggelam ke dasar wadah sebelum dayung mulai berputar. Sepotong kecil bahan yang tidak bereaksi seperti gulungan kawat berbentuk spiral dapat digunakan untuk mencegah mengapungnya sediaan.
Uji kesesuaian alat Lakukan pengujian masing-masing alat menggunakan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis disintegrasi dan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis bukan disintegrasi sesuai dengan kondisi percobaan yang tertera. Alat dianggap sesuai bila hasil yang diperoleh berada dalam rentang yang diperbolehkan seperti yang tertera dalam sertifikat dari kalibrator yang bersangkutan.
Media disolusi Gunakan pelarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Bila Media disolusi adalah suatu larutan dapar, atur pH larutan sedemikian hingga berada dalam batas 0,05 satuan pH yang tertera pada masing-masing monografl. [Catatan Gas terlarut dapat membentuk gelcmbung yang dapat merubah hasil pengujian. Oleh karena itu, gas terlarut harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum pengujian dimulai.]
Waktu Bila dalam spesifikasi hanya terdapat satu waktu, pengujian dapat diakhiri dalam waktu yang lebih singkat bila persyaratan jumlah minimum yang terlarut telah dipenuhi. Bila dinyatakan dua waktu atau lebih, cuplikan dapat diambil hanya pada waktu yang ditentukan dengan toleransi ± 2%.
Prosedur untuk kapsul, tablet tidak bersalut dan tablet bersalut bukan enterik
Masukkan sejumlah volume Media disolusi seperti yang tertera dalam masing-masing monografi ke dalam wadah, pasang alat, biarkan Media disolusi hingga suhu 37º ± 0,5º, dan angkat termometer. Masukkan 1 tablet atau 1 kapsul ke dalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan yang diuji dan segera jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan atau pada tiap waktu yang dinyatakan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan Media disolusi dan bagian atas dari keranjang berputar atau daun dari alat dayung, tidak kurang 1 cm dari dinding wadah. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Lanjutkan pengujian terhadap bentuk sediaan tambahan.
Bila cangkang kapsul mengganggu penetapan, keluarkan isi tidak kurang dari 6 kapsul sesempuma mungkin, larutkan cangkang kapsul dalam sejumlah volume Media disolusi seperti yang dinyatakan. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Buat koreksi seperlunya. Faktor koreksi lebih besar 25% dari kadar pada etiket tidak dapat diterima.
Interpretasi Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Lanjutkan pengujian sampai tiga tahap kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S . Harga Q adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi, dinyatakan dalam persentase kadar pada etiket, angka 5% dan 15% dalam tabel adalah persentase kadar pada etiket, dengan demikian mempunyai arti yang sama dengan Q.





Tabel Penerimaan
Tahap
Σ yang diuji
Kriteria Penerimaan
S1
6
Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%
S2


S3
6


12
Rata-rata dari 12 unit (S1 +S2) adalah sama dengan atau lebih besar dari Q dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil dari Q -15%
Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2+ S3) adalah sama dengan atau lebih besar dari Q, tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih kecil dari Q -15% dan tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q - 25%.

Evaluasi kimia
1.      Identifikasi
Mengacu pada masing-masing monografi
2.      Penetapan kadar
Mengacu pada masing-masing monografi

Evaluasi biologi
Penetapan Potensi Antibiotik (khusus jika zat aktif antibiotik) (FI IV, hal 891-899)
Tujuan : untuk memastikan aktivitas antibiotik tidak berubah selama proses pembuatan larutan dan menunjukkan daya hambat antibiotik terhadap mikroba.
Prinsip : Pengukuran hambatan pertumbuhan biakan mikroba oleh antibiotik dalam sediaan yang ditambahkan ke dalam media padat atau cair yang mengandung biakan mikroba berdasarkan metode lempeng atau metode turbidimetri.
Penafsiran hasil :
Potensi antibiotik ditentukan dengan menggunakan metode garis lurus transformasi log dengan prosedur penyesuaian kuadrat terkecil dan uji linieritas (FI IV, hal 899). Harga KHM yang makin rendah menunjukkan makin kuat potensi antibiotiknya. Pada umumnya antibiotik yang berpotensi tinggi mempunyai KHM yang rendah dan diameter hambat yang besar.

3.5        PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN SEDIAAN AKHIR (PRIMER/EKUNDER) DAN ALASANNYA
a.       Obat disimpan pada suhu  ruangan 25-30oC dan terlindung dari cahaya dikarenakan obat kurang tahan terhadap pemanasan.
b.      Obat jadi kemudian dikemas pada kemasan strip (kemasan primer) dengan tiap strip mengandung 4 tablet (catch cover)
a.       Setiap 50 strip dikemas dalam 1 kotak (kemasan sekunder) sehingga untuk 10.000 tablet dikemas dalam 2500 strip yang dikemas lagi dalam 50 kotak / dus
b.      Kemasan strip dipilih karena senyawa aktif tidak tahan terhadap pemanasan. Kemasan strip lebih melindungi sediaan dari panas dan lembab. obat jadi ini akan didistribusikan dalam zona iklim IV (panas dan lembab) sehingga kemasan strip paling tepat digunakan (Hall, et.al. 2005)
c.       bentuk catch cover (1 kemasan terdisri dari 4 tablet, seperti kemasan INZA, DECOLGEN, DULCOLAX dsb) dipilih karena lebih praktis dan mudah dibawa serta mencakup pemakaian untuk 1 hari (2 kali sehari 2 tablet)


1 komentar: